SEJARAH MUNCULNYA ARSITEKSTUR TAMAN DARI BENUA AMERIKA DAN BENUA ASIA

Makalah Arsitekstur Pertamanan

SEJARAH MUNCULNYA ARSITEKSTUR TAMAN 
DARI BENUA AMERIKA DAN BENUA ASIA

Disusun
Oleh
Kelompok 1
      Ekawati                                : 1404101050057
      Mulia Saputri                       :1404101050063
      Nurul Fitri Ramadhani         :1404101050058








PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI  
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2017




I.                   PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

A.    Pengertian Arsitekstur Lansekap

Arsitektur lanskap atau seni taman adalah ilmu yang mempelajari tentang seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah dan perancangan konstruksi buatan-manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan regional, perencanaan ruang, dan perawatan sejarah. Arsitek lanskap dianggap merupakan sebuah profesi yang setara dengan dokter dan pengacara, karena mereka membutuhkan pengajaran khusus dan lisensi profesional, seperti yang dibutuhkan oleh pekerja profesional lainnya.
Lanskap, sering diberi pengertian oleh ahli geografi dengan bentang alam atau kenampakan di atas permukaan bumi termasuk komponen penyusun hasil kegiatan dan pengaruh manusia. Pengertian ini memberikan suatu indikasi bahwa cakupan dari bentang alam terdiri atas elemen fisik, elemen biotis dan elemen dari hasil budidaya manusia. Bentang alam ini dapat ditetapkan berdasar batas-batas yang diinginkan. Ini berarti bahwa lanskap dapat ditetapkan dalam dimensi skala makro, meso dan dapat pula dalam dimensi mikro. Oleh karena itu sangat luasnya pengertian lanskap, maka penulis, termasuk Zonneveld dan Foreman (1990), lanskap diberikan pengertian, termasuk hal-hal sebagai berikut :
  1. Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia dalam jangka waktu tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu.
  2. Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak dalam tingkat yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada perubahan yang tiba-tiba karena suatu bencana alam. Apabila terjadi perubahan yang mendadak pasti akan terjadi proses pemulihan yang terjadi secara perlahan hingga mencapai keseimbangan baru. Keseimbangan ini dapat ditandai dari parameter fisik, kimia dan biologik. Meskipun dinamika lanskap ini terjadi kadang-kadang tidak terduga, tetapi dalam waktu tertentu dapat diprediksi seperti proses suksesi atau proses degradasi.
  3. Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan daur materi, aliran energi dan organisma.
  4. Lanskap sangat beraneka ragam (heterogeneous) dalam susunan horizontal dan vertikal. Dalam aspek vertikal dapat diketemukan pada lapisan yang ada di atmosfer, tegakan hutan dan lapisan tanah. Sementara susunan horizontal dapat diketemukan batas-batas land from (bentuk lahan), land unit (unit lahan) dan land use (penggunaan lahan).
Dalam skala makro, lanskap dapat ditetapkan mulai dari puncak gunung hingga batas cakrawala di mana perairan laut sebagai batas, atau daratan dengan batas garis pantai. Lanskap yang demikian ini adalah lanskap dalam perspektif geomorfologi. Tetapi lanskap dapat pula, ditetapkan dalam skala meso yaitu suatu kota atau pedesaan. Sementara dalam skala mikro, bentang alam dapat ditetapkan dalam batas seuatu kawasan. Apabila diperhatikan, pada hakekatnya bentang alam dalam skala makro merupakan permukaan bumi. Secara fisik, permukaan bumi ini terdiri atas darat, udara dan laut. Ketiga komponen tersebut disebut fisiografi. Jadi fisiografi adalah permukaan bumi yang terdiri atas darat, udara dan laut (Lobeck, 1939). Ketiga komponen permukaan bumi ini, dipelajari dalam ilmu yang berbeda. Komponen daratan dipelajari dalam ilmu geomorfologi, udara dipelajari dalam ilmu meteorologi, dan komponen laut dipelajari dalam ilmu oseanologi.
B.     Sejarah perkembangan Arsitekstur Lansekap
Pada periode sebelum tahun 1800, sejarah arsitektur lanskap sebagian besar berupa perencanaan dan penerapan desain kebun untuk rumah keluarga ningrat, istana, properti kerajaan, bangunan ibadah dan religi, pusat pemerintahan. Contoh pekerjaan arsitektur lanskap besar dalam sejarah adalah karya André Le Nôtre di Vaux-le-Vicomte dan karya di Palace of Versailles untuk raja Louis XIV. Orang pertama yang menuliskan pembuatan lanskap di atas kertas adalah Joseph Addison pada tahun 1712. Istilah landscape architecture ditemukan oleh Gilbert Laing Meason pada tahun 1828 dan mulai digunakan sebagai sebuah istilah dalam bidang pekerjaan oleh Frederick Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert Vaux menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu Olmsted menyebut dirinya sebagai Landscape Architect (sebelumnya dikenal sebagai Rural Embellisher). Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah biasa terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen kawasan konservasi hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-taman lingkungan. Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya tergantung luasan yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan mikro, meso hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah, lanskap meso contohnya taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya adalah hutan kota dan taman nasional.
Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Contoh pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap:
  • Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan yang alami dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way, median jalan, traffic island.
  • Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area terbangun.
  • Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan lanskap pertanian merupakan pemandangan dominan.
Periode Perkembangan Taman
Periode Primitif , pola tergantung alam terutama magic menggunakan batu atau kayu yang memiliki aspek ritual bebentuk asli atau dipahat.
     Periode Antik-Klasik, Terjadi pada masa sebelum masehi. Taman pada periode ini ditandai dengan pola simetris dan tertutup. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang dapat dimakan atau dikonsumsi hasilnya serta untuk bahan baku obat (herbal) dan aromaterapi (parfum). Contoh taman pada periode antik: Taman Babylonia, Taman Mesir, Taman Persia dan Taman Periode Klasik (Taman Yunani dan Taman Romawi).
Periode Medieval (abad 7-15), Belangsung sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15. Berhubungan erat dengan perkembangan agama Kristen (Umat Nasrani). Ciri periode ini adalah Monastert Garden atau Cloister Garden dan memiliki seni bangunan model Gothik. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan tertutup sama halnya dengan pola taman periode antik atau klasik. Tanaman yang digunakan adalah tanaman untuk obat (herbal) untuk konsumsi dengan tanaman hias, seperti tanaman bunga untuk ritual (upacara) dan bersifat simbolik. Contoh taman pada periode abad pertengahan: Taman Bunga Madonna Lily merupakan Lambang Bunda Maria.

      Periode Renaissance (abad 15-20), Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15 sampai abad ke 20 masehi, terutama di benua Eropa. Periode ini merupakan penghidupan kembali bentuk-bentuk dan aspirasi klasik. Kata Renaissance jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lahir Kembali. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan geometrik tetapi sudah agak terbuka elemen utamanya, berupa air sebagai elemen bentuk kolam dan bentuk lain dengan tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk hutan atau kelompok tanaman. Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia, Taman Perancis dan Taman Inggris.

Periode Modern (Natural/Romantic) (18-20)
berawal di Inggris karena kesadaran manusia harus menyatu dengan alam yang kemudian berkembang pesat di Amerika dan Australia.

Periode Modern (>20), Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu mempertimbangkan unsur manusia sebagai pengguna taman dan disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam kategori taman berskala manusia. Contoh taman pada periode Modern: Taman Rumah Tinggal, Taman Kota, Taman Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak.




II.                PEMBAHASAN

A.    Sejarah Munculnya Arsitektur Taman dari Benua Asia

a)   Jepang (Asia Timur)
·         Taman batu Jepang atau taman Zen 
Taman jenis ini tidak menggunakan air. Lanskap alam dilukiskan dengan batu dan pasir yang melambangkan kolam dan aliran air. Orang yang melihat diminta untuk berimajinasi bahwa hamparan pasir berwarna putih dan kerikil adalah permukaan air. Jembatan dibangun untuk memberi kesan ada aliran air di bawahnya. Pola-pola pada hamparan pasir ditata dengan penggaruk bambu untuk melambangkan aliran air. Taman ini bersifat abstrak, dan terutama berkembang di kuil-kuil Zen pada zaman Muromachi sehingga juga dikenal sebagai taman Zen.
Meskipun demikian, taman batu sudah merupakan salah satu bagian dari beberapa gaya taman Jepang dari zaman-zaman sebelumnya, misalnya di taman gaya kaiyū dan taman gaya shinden-zukuri yang dibangun di rumah kediaman resmi daimyo. Setelah meningkatnya kepopuleran taman batu pada zaman Muromachi, taman batu Jepang diterima sebagai salah satu gaya taman Jepang. Berbeda dari gaya dan model taman Jepang lainnya, taman batu Jepang sama sekali tidak memerlukan air. Oleh karena itu, taman batu memungkinkan orang membuat taman Jepang di tempat sulit air.
    
  
Gambar 1.  Taman Batu
Menurut sejarah taman batu Jepang yang ditulis oleh Matsu Yoshikawa dokumen tertua mengenai taman Jepang yang pertama adalah "pulau" yang dibangun Soga no Umako di tepi Sungai Asuka pada masa pemerintahan Maharani Suiko (sekitar 620). Berdasarkan ide tersebut, di rumah kediamannya, Pangeran Kusakabe membangun taman untuk menggambarkan lanskap alam yang terdiri dari pulau berukuran sedang, jembatan, kolam, dan pantai berbatu-batu.
·         Taman shinden-zukuri
Taman ini berasal dari Dinasti Tang yang kemudian diperkenalkan di Jepang pada masa Heian. Taman dibangun dihalaman tengah kediaman bangsawan yang dibangun dengan gaya arsitektural shinden-zukuri. Adapun taman yang mewakili shinden-zukuri ini ialah shinesn-en dan taman daikkaui-ji di Kyoto.



·         Sejarah taman jepang
Dalam bahasa Jepang, istilah taman (teien) terdiri dari dua aksara kanji, niwa dan sono. Istilah niwa mengacu kepada lahan berkerikil untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan upacara keagamaan, dan sono mengacu kepada lahan pertanian dan sawah berpengairan. Orang zaman Jōmon menamakan lahan tempat mereka melakukan kegiatan, upacara keagamaan, dan mengumpulkan makanan sebagai niwa. Benda-benda yang ada di lahan tersebut, seperti pohon, batu besar, air terjun, dan kerikil di pantai sering kali dipercaya sebagai benda sakral yang dihuni oleh arwah suci. Pasir, kerikil, atau batu dipakai untuk menandai tanah yang dipercaya sebagai tempat sakral untuk berdoa. Batu-batu di laut dan gunung dipercaya dihuni atau digunakan kami ketika turun dari langit (iwakura). Susunan batu digunakan untuk menandai tempat suci (altar) yang disebut iwasaka.
Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang Jepang sejak zaman Heian. Buku-buku klasik mengenai pertamanan hingga kini masih dijadikan pedoman sewaktu membangun taman Jepang. Buku pertamanan tertua di Jepang adalah Sakuteiki (Catatan Membuat Taman) yang ditulis pada pertengahan zaman Heian. Pengarangnya diperkirakan bernama Tachibana no Toshitsuna. Dalam Sakuteiki, prinsip-prinsip pertamanan dari Cina disesuaikan dengan estetika dan kondisi alam di Jepang. Konsep-konsep dalam Sakuteiki antara lain diterapkan di taman lumut Saihō-ji di Kyoto. Tidak seperti halnya buku pertamanan dari zaman sesudahnya, Sakuteiki hanya berisi teks dan tidak dilengkapi ilustrasi. Di antara buku pedoman pertamanan dari zaman yang lebih modern terdapat buku yang diperkirakan ditulis tahun 1466, Sanzui Narabi ni Nogata no Zu (Ilustrasi untuk Merancang Lanskap Gunung dan Air) dan Tsukiyama Teizōden (Catatan Pembangunan Taman Bukit Buatan) terbitan tahun 1735.
·         Elemen Dasar Taman Jepang
Elemen dasar pad ataman yang ada di Jepang adalah :
a.       Air : Elemen dasar dalam taman Jepang adalah air, batu, dan tanaman. Selain sebagai sumber kehidupan, air digunakan untuk menyucikan benda dari dunia profan sebelum memasuki kawasan sakral. Air dialirkan dari sungai untuk membuat kolam dan air terjun.
b.      Tanaman : Bertolak belakang dari batu yang melambangkan keabadian, pohon, perdu, bambu, rumpun bambu, lumut, dan rumput adalah benda hidup yang tumbuh seiring dengan musim sebelum menjadi tua dan mati. Bertolak belakang dengan taman gaya Eropa yang berfokus pada warna-warni semak dan bunga, taman di kuil Zen hanya berupa hamparan pasir. Taman rumah teh hanya menggunakan tanaman berdaun hijau dan pohon maple yang daunnya menjadi merah di musim gugur. Perbedaan antara lereng gunung, padang rumput, dan lembah dinyatakan dalam pemakaian berbagai macam spesies pohon dan perdu yang dipotong dan dipangkas hingga menyerupai berbagai bentuk. Pohon dan perdu juga dipakai sebagai penghubung antardua lokasi pemandangan di dalam taman. Bukit-bukit buatan dibangun dari gundukan tanah.
c.       Batu : Batu-batu disusun untuk menyerupai bentuk-bentuk alam seperti pegunungan, air terjun, dan pemandangan laut, dan dipilih berdasarkan bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun. Batu untuk taman berasal dari pegunungan, pinggir laut, atau pinggir sungai, dan digolongkan menjadi tiga jenis: batuan sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Batuan sedimen biasanya memiliki permukaan yang halus dan bulat karena terkikis air. Batuan seperti ini dipasang di pinggir kolam dan sebagai batu pijakan di jalan setapak. Batuan beku berasal dari gunung berapi dan biasanya memiliki bentuk dan tekstur yang kasar. Batu seperti ini dipakai sebagai batu pijakan atau sebagai elemen yang menonjol, misalnya diletakkan untuk melambangkan puncak gunung. Batuan malihan adalah batu keras yang biasanya dipasang di sekeliling air terjun atau aliran air. Batu potong dari batuan sedimen juga populer untuk membangun jembatan, wadah batu berisi air, dan lentera batu.
d.      Pagar : Di taman rumah teh dan taman Jepang model kolam di tengah (shisen kaiyū), pagar dan bangunan gerbang merupakan elemen penting dalam lanskap. Pagar secara garis besar terdiri dari pagar hidup (ikigaki) dari tanaman perdu yang dipangkas dan pagar buatan dari kayu atau bambu. Pagar hidup berfungsi sebagai pembatas, penghalang pandangan, pelindung dari angin, api, dan debu, serta penghambat suara. Pagar bambu tembus cahaya (sukashigaki) disusun dari batang-batang bambu yang lebar-lebar jaraknya hingga pemandangan di balik pagar masih terlihat. Sebaliknya, pagar pembatas (shaheigaki) dibangun dari susunan bambu yang rapat dan membatasi pemandangan di baliknya.Di dalam taman tidak digunakan dinding dari tanah yang dikeraskan, kayu, atau batu. Dinding hanya dipakai sebagai dinding luar pembatas taman.
e.       Lentera : Lentera (tōrō) berasal dari tradisi Cina untuk menyumbangkan lentera ke kuil Buddha. Sejak zaman Heian, lentera juga disumbangkan ke kuil Shinto untuk penerangan di malam hari dan sebagai hiasan. Lentera batu mulai dijadikan dekorasi standar di taman rumah teh sejak zaman Muromachi.Setelah menjadi mode di taman-taman rumah teh, lentera batu akhirnya dipasang di berbagai taman Jepang karena keindahan dan kegunaannya.
f.       Wadah Air : Wadah batu berisi air (tsukubai) adalah perlengkapan standar taman rumah teh. Air dari tsukubai dipakai untuk mencuci tangan tamu sebelum mengikuti upacara minum teh. Tradisi menyediakan wadah batu berisi air di taman rumah teh berasal dari tradisi menyediakan wadah batu berisi air dalam agama Buddha dan Shinto. Sebelum berdoa di kuil, orang berkumur dan membersihkan diri dengan air dari wadah batu yang disebut chōzubachi. Wadah batu yang diletakkan di tanah disebut tsukubai chōzubachi (disingkat tsukubai) karena orang yang mengambil air harus berjongkok (tsukubau). Setelah banyak dipasang di taman-taman, tsukubai akhirnya dijadikan perlengkapan standar di taman-taman rumah teh.

b)     Singapur (Asia Tenggara)
1.      Sejarah Arsitektur Pertamanan di Singapura
Dalam penataan kota Singapura, pemerintah Singapura secara serius, profesional dan konsisten menerapkan pembangunan berkelanjutan, tanpa penggusuran yang membabi buta. Pemerintah Singapura tahu betul bagaimana mengelola dan memelihara Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kepentingan warga. Melalui Urban Redevelopment Authority (URA), disusun Rencana Induk RTH (The Parks and Waterbodies Plan) yang komposisinya adalah RTH 19%, perkantoran 17%, infrastruktur 15%, perumahan 12%, dan lain-lain (lahan hijau cadangan) 37%. Luas RTH yang dikelola adalah 9.053,7 ha, meliputi taman 1.763 ha, hutan kota 2.979 ha, jalur hijau 2.390 ha, lahan hijau cadangan 1.871 ha, taman kompleks istana dan parlemen 42 ha, taman bangunan pemerintah 8,7 ha.
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan RTH merupakan kunci keberhasilan pembangunan kota taman Singapura. Dalam laporan tahunan NParks yang dibuat sangat menarik penuh foto, grafik, dan tabel yang komunikatif, serta dapat diakses publik secara bebas, terbuka, serta gratis, kita dapat mengetahui rencana program pembangunan RTH jangka panjang, menengah, dan pendek, kekurangan, dan keberhasilan program yang dicapai per tahun, komposisi dan luasan komponen RTH terkini, hingga laporan keuangan dengan gamblang. Bahkan, sejak September 2002, para stakeholder RTH telah membentuk The Park Watch yang bertujuan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan RTH secara bersama dan sederajat.
Ketersediaan ruang teduh mendorong sebagian besar warga kota rela berjalan kaki dari rusun ke berbagai tempat tujuan dengan nyaman dan aman, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar. Jalur pedestrian saling menyambung tidak terputus. Sesudah ruang kota terbentuk kawasan teduh (shaded-area) yang menyambung tak terputus, barulah pada dekade 80-an meningkat pembuatan kawasan berwarna-warni (colorfull-area), seperti di sepanjang jalan menuju Bandara Changi ke pusat kota. Kini, memasuki abad ke-21, Pemerintah Singapura mengembangkan konsep lanskap vertikal (skyrise greenery) yang dicanangkan langsung oleh Goh Chok Tong (2002), dengan mewajibkan pembangunan taman gantung (roof garden) di atap-atap gedung-gedung pemerintah, hotel, apartemen, hingga rusun. Teknik pemeliharaan pohon di beberapa daerah diciptakan lorong pohon, di mana tajuk saling bertemu tetapi tak menghalangi arus lalu lintas.

2.      3 Bangunan Populer di Singapura

a.      Marina Bay Sands
Dalam beberapa tahun terakhir, pemandangan kota Singapore telah didominasi oleh Marina Bay Sands yang bisa langsung dikenali, sebuah proyek arsitektur yang dikepalai oleh Moshe Safdie yang terinspirasi oleh setumpuk kartu. Dengan tiga menara berbeda yang terhubung pada bagian atas pada ketinggian 200 meter oleh Skypark seluas 9.941 meter persegi, MBS dianggap sebagai salah satu proyek pembangunan yang paling menantang di dunia. Infinity Pool (Kolam Renang Tanpa Batas), dengan luas 1.296 meter persegi, merupakan kolam renang luar ruangan terbesar pada ketinggian tersebut dan kunjungan ke Singapore tidaklah lengkap tanpa berfoto di tepi kolam tersebut, dengan pemandangan kota sebagai latar belakangnya.
Di depan pintu the shoppes marina bay sands terdapat Rain Oculus. Rain oculus adalah sebuah ornamen bangunan  Karya Ned Khan yang dapat menciptakan gerakan pusaran air jika hujan turun diatasnya. Didepannya terbentang teras yang luas disebut EVENT PLAZA. Event plaza adalah teater terbuka yang merupakan area untuk konser, teater maupun opera. Tidak jauh dari marina Bay terdapat taman Gardens by the Bay yang  menawarkan pemandangan pantai yang luar biasa.
Destinasi holtikultura pemenang penghargaan ini, mencakup 101 hektar lahan reklamasi, dan terdiri dari dua area utama - Bay South Garden dan Bay East Garden. Bay South Garden adalah kebun raya terbesar di antara semuanya. Terinspirasi oleh anggrek, desainnya mirip dengan bunga kebanggaan nasional, Vanda 'Miss Joaquim'. Bay East Garden untuk suasana piknik yang sempurna dengan rumput yang subur dan pohon palem tropis. Salah satu yang unik di Gardens by the Bay adalah Cloud Forest. Dengan taman-taman di dalamnya, gunung setinggi 35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun mengelilingi air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.

b.      Esplanade - Theatres on the Bay
Esplanade – Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura. Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal 12 Oktober 2002. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi semua kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang luas. Susunan programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia. Agar pusat seni tetap dingin di suhu tropis, lebih dari 7.000 keping penahan matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup berlapis glazur ganda dipasang pada rangka penopang baja untuk membentuk penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup berbentuk duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit masyarakat lokal, Durian.
Konsep bangunan ini, ada yg mengatakan menyerupai sepasang mata facet belalang dengan ide kelopak terbuka sebagai bukaan terhadap cahaya, bila diperlukan. Bagian main entrance di luar bangunan, berupa plaza yang cukup luas dengan pendukung berupa landscape & water feature dengan beberapa elemen estetika. Kolam reflecting dengan konsep sama tinggi dengan plaza & air yang tenang, membuat suasana menjadi nyaman. Terdapat lampu hias dengan special lighting berbentuk bola yang diletakkan secara acak.

c.       Hotel Raffles
Kembali ke tahun 1887, Raffles Hotel merupakan monumen sekaligus lembaga dari sekian banyak yang ada seluruh dunia. Salah satu bangunan era kolonial yang paling khas di Singapura, dibangun oleh pengusaha Armenia terkenal, Sarkies bersaudara, dan dianggap sebagai tempat kelahiran koktail Singapore Sling yang terkenal sedunia. Dirancang oleh arsitek Regent Alfred John Bidwell dari Swan dan Maclaren, bangunan utama dari Raffles Hotel rampung pada 1899. Bangunan ini bertahan dari perang dan dideklarasikan sebagai monumen nasional pada tahun 1987.





B.     Sejarah Munculnya Arsitektur Taman dari Benua Amarika
a)      Amerika
·         National Park
National  Park  adalah  taman milik Nasional di negara bagian yang sifatnya  untuk  presentasi  dan konservasi,  karena  obyek–obyeknya yang   mengagumka da merupakan alam yang tidak akan terjamah manusia. Didaerah ini tidak diperkenankan untuk memasang pipa-pipa, tegangan tinggi, karena daerah ini harus benar-benar representatip.
Obyek-obyek berupa:
a.       Fauna  atau  flora  atau keduanya
b.      Peristiwa-peristiwa geoligi
c.       Pemandangan yang indah
d.      Suatu yang monumental
e.        Daerah yang mempunyai hubungan dengan segi kehidupan manusia
f.       Peristiwa-peristiwa air, gletser dan sebagainya.
Daerah-daerah yang mempunyai potensi-potensi seperti tersebut diatas menjadi incaran bagi National Park. Orang yang melandasi ide ini adalah Olmsted, yang sekaligus menyarankan agar perlindungan semacam ini dimasukkan   dalam   peraturan   federal atau peraturan negara bagian. Hal ini disadari oleh Olmsted karena negara kapitalis dapat menguasai tanah seluas- luasnya, sehingga timbul National Park dan State Park di Amerika Serikat yang merupakan    sumbangan    monumental dari Omsted terhadap negara.
·         State Park
State Park adalah taman yang dikelola oleh negara bagaian masing- masing yang berfungsi sebagai tempat rekreasi  juga  olah  raga  dan  camping, pada tempat-tempat tertentu, yang tidak menimbulkan kebakaran dan untuk kegiatan-kegiatan  camping  ini disediakan   fasilitas   berupa   :   lokasi, tempat parkir, tenda, tempamemasak, listrik dan lobang-lobang sanitasi. Kegiatan  camping  dilakukan padmusim  panas,  yang  harus diorganisir oleh suatu badan misalnya anak-anak sekolah yang dididik untuk sadar ligkungan. Stae Park mempunyai dasar hukum sehingga dapat menguasi daerah-daerah rawan yang dinamakan hazard area, berupa tanah yang mudah longsor pada musim semi, baik jalurnya maupun daerah-daerah yang longsor.
Daerah-daerah yang berbahaya ini tidak boleh  digunakan  untuk  kegiatan- kegiatan  sosiaekonomi,  dengan maksud untuk melindungi manusia terhadap bencana alam.
Obyek-obyek State Park berupa :
a.       Daerah bekas perkebunan
b.      Hutan-hutan produksi
c.       Daerah perkebunan
d.      Daerah dekat danau yang menurut penilaian  National Park  dapat dijadkan tempa-tempat rekreasi.
e.       Bekas daerah pertambangan sebagai museum alam
f.       Sungai-singai  kecil juga dapat dijadikan State Park selama tidak mengganggu sungai besar.






Sejarah landscape architecture (arsitektur pertamanan) sebagai suatu profesi di Amerika mulai berkembang dengan perencanaan Central Park, New York dalam tahun 1857. Tuntutan dari taman telah menciptakan suatu profesi dari       kemampuan orang dalam mempertemukan problem-problem dari berbagai keahlian didalam desain. Didalam waktu yang singkat profesi ini meluas dengan mengikutsertakan  berbagajasa-jasa yang  sebelumnya  kurang  penting terhadap desain lain. Pendiri ini adalah Frederick Law Olmsted. Selain Central Park Olmsted mendesain beberapa taman antara lain : Prospek  Park,  Brooklyn  tahun  1868, Back  Bay  Fens  di  Boston  tahun  1879 dan Franklin Park tahun 1858. Disamping  Olmsted usaha yang sama dilakukan oleh seorang pastor Horace  Bushnell, Hasford, Connecticut tahun 1858.
Olmsted melihat pertumbuhan kota-kota yang tanpa bentuk, akibat pertumbuhan penduduk emigran yang menggunakan tanah yang buruk dan kurang  tepat. Dari kacamata  sosial  dia melihat kehancuran  moral dalam tubuh masyarakat akibat perbudakan.Sebagai seorang petani memanfaatkan desain lanskap sebagai satuan suatu pemecahan penyakit. Taman-taman perkotaan merupakan bantuan dalam pembaharuan sosial, merubah kejemuan penghuni kota untuk berhubungan dengan alam. Olmsted melihat bahwa kota-kota hendaknya direncakan  untuk  sedikitnya  dua generasi mendatang, mempertahankan ruang pernafasan yang memadai secara kontinyu harus diperbaharui. Sikapnya dalam perencanaan taman  yang  terpadu  dan  luas diugkapkan   dalam  buku  Publik  Park and Enlargement of Towns tahun 1870.
Penampilan  Olmset  yang  pertama adalah  dalam  desain  Central  Pardi New York yang dimenangkan dalam suatu   kompetis Tahun   1859. Disamping  masih banayak  lagi desain- desain tamannya di beberapa kota-kota lainnya,   namu yang   lebi penting adala pandanga dan   pemikirannya yang kreatif di dalam pekerjaan sebuah kota. Kesadaran akan penting dan manfaatnya daerah-daerah sumber alam potensial , daerah-daerah rawan dan daerah yang belum terjamah oleh pembangunan, bagi kelangsungan dan keseimbangannya hidup manusia dan alam berikut flora-faunanya, maka dilakukan usaha-usaha pencegahan terhadap kerusakan akibat perluasan pembangunan.
Ruang-ruang  terbuka  yang semula hanya berupa pulau-pulau kehijauan  kecil  yang  terpisah  dan bagian struktur kota, telah berkembang menjadi suatu rangkaian sistem taman dalam   progra pembangunan perkotaan, baik dalam skala urban, metropolitan,  negara  bagian  atau nasional. Bentuk status urban park bergantung dari kewenangan pihak pengelola. Dari serangkaian  sistem  taman- taman di Amerika berkaitan dengan berbagai usaha preservasi, konservasi, reservasi, rekreasi, dan olah raga, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pendidikan, terhadap berbagai bentuk sumber dan potensalamia tempat daerah jalur bersejarah dan daerah rekreasi.

b)     Brazil
·         Sejarah Arsitektur Lansekap di Brazil
Pada pertengahan abad ke-20 (sekitar tahun1930an-1960an), Brazil menjalani masa pembangunan cukup pesat dan menjadi salah satu dari negara yang paling modern di dunia meskipun bukan menjadi bagian dari kategori negara maju˗ karena memiliki visi dan ide tentang membangun peradaban modern setelah mengalami periode kolonialisasi oleh Portugis selama tiga abad (tahun 1552-1889). 
Salah satu yang menjadi penanda pembangunan Brazil khususnya di kawasan perkotaan adalah dengan dibangunnya kawasan ibu kota di Brasilia pada 1957. Pada saat itu, pembangunan arsitektur modernis menjadi ciri utama setelah periode Estado Novo, terutama pada masa pemerintahan populis Juscelino Kubitscheck. Kawasan tersebut memiliki ciri lanskap arsitektur tata ruang khas modernisme yang digarap oleh Lucio Costa, seorang perencana kota. Ide untuk memindahkan ibu kota dari Rio de Jeneiro ke pusat kawasan bagi rakyat Brazil bermula dari konstitusi republikan pertama di tahun 1891.
Tata ruang yang ada pada saat itu tidak terlepas dari konteks ideologi yang berkembang yaitu pengaruh politik kiri, seperti gedung-gedung yang didesain oleh arsitek Oscar Niemeyer yang memenangi kontes untuk proyek perkotaan. Pada tahun 1960, kota Brasilia diresmikan dan ditetapkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO pada tahun 1987.
·         Taman Jardim Botânico de Curitiba – Brazil
Juga dikenal sebagai "Botanico Jardim Fanchette Rischbieter", Taman Raya Curitiba adalah kebun yang terletak di kota Curitiba, ibukota negara bagian Paraná, dan kota terbesar di Brasil selatan. Merek dagang taman botani Curitiba adalah dibuat dalam gaya taman Perancis. Taman indah ini telah menjadi pusat daya tarik para turis yang berkunjung ke Brazil.
Sebagai tambahan, taman tersebut juga telah menjadi bagian dari sebuah kampus bernama Federal University of Paraná. Setelah di portal masuk, taman luas dalam gaya Prancis di tengah-tengah air mancur dapat dilihat, serta air terjun dan danau, dan rumah kaca utama 458 meter persegi, yang penampungan di interior, salinan karakteristik dari tanaman tropis daerah. Ini gulungan karpet yang keluar dari bunga ke kanan pengunjung di pintu masuk. Untuk semakin menambah keindahan dari taman, di dalam taman juga dibuat air mancur, air terjun, dan juga sejumlah danau.





C.    Perbedaan Arsitektur Pertamanan di Negara Asia dengan Negara Amerika

Dapat kita lihat taman di Negara jepang selalu memasukkan unsur-unsur keagamaan Shinto didalamnya, dimana selalu ada patung-patung, kendi-kendi berisi air, kuil-kuil dan batu-batuan sebagai jalan setapak. Sedangkan untuk taman di Negara Singapura ,lebih bersifat modern. Hal ini disebabkan karena budaya Singapura yang bekas jajahan inggris , sehingga banngunan- bangunan dan bentuk arsitektur lansekapnya bersifat modern dan bergaya eropa. Namun semuanya dikemas dalam bentuk yang ramah lingkungan.
Untuk taman-taman dibenua amerika lebih bersifat simetris atau mengikuti bentuk geografi alam. Taman di Amerika dan di Brazil sifatnya hamper sama yaitu sebagai tempat pelestarian lingkungan yang multifungsi sebagai area hijau dan juga tempat wisata. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari warna bangunan , dimana bangunan pertamanan di Negara-negara Asia lebih bewarna dibandingkan bangunan-bangunan di Negara-negara benua Amerika yang warnanya lebih netral dan monoton.














Komentar

Postingan populer dari blog ini